Senin, Desember 22

[Tips] Jual Putus atau Royalti?


Sumber : http://iwok.blogspot.com

Tanpa bermaksud sok tahu atau sok ngajarin, berikut ini saya ingin menyampaikan tentang sistem jual putus dan sistem royalti dalam dunia penerbitan. Tentu saja berdasarkan pengalaman-pengalaman saya selama ini.

Selama ini, dikenal adanya dua sistem pembayaran apabila sebuah naskah diterbitkan oleh sebuah penerbit. Entah itu buku non fiksi maupun fiksi. Sistem ini adalah Jual Putus dan Royalti. Biasanya pada saat naskah sudah mendapat persetujuan terbit, akan terjalin komunikasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penerbitan naskah tersebut antara penulis dan editor (yang mewakili penerbit). Salah satu diantaranya adalah mengenai kontrak dan sistem pembayaran. Ketika ditawarkan apakah kita akan mengambil sistem jual putus atau royalti, manakah yang sebaiknya diambil?

Seringkali saya mendapatkan pertanyaan dari teman sesama penulis ketika dia dihadapkan pada pilihan ini. Mereka kebingungan, apakah harus memilih jual putus atau royalti? Nah, sebelum memutuskan salah satunya, lebih baik kita lihat dulu apakah keuntungan dan kerugian dari kedua sistem pembayaran ini.

Jual Putus
  • Penulis hanya akan menerima satu kali pembayaran saja, yaitu pembayaran di muka ketika kesepakatan sudah disetujui dan kontrak jual beli sudah ditandatangani. Setelah itu penulis tidak akan menerima pembayaran lagi.
  • Besar harga tergantung kesepakatan antara Penulis dengan Penerbit. Hanya saja, biasanya setiap penerbit sudah mempunyai standar harga masing-masing untuk setiap jenis naskah. Tetapi, kalau Penulis memiliki nilai tawar (bargaining power) tersendiri, bisa saja kita meminta nilai lebih dari angka yang ditawarkan oleh penerbit. Yang jelas, naskah belum bisa diterbitkan kalau kesepakatan ini belum disetujui kedua belah pihak.
  • Bargaining power dimaksud misalnya, tema yang ditulis belum pernah ada sebelumnya, berpeluang menciptakan tren baru, memiliki peluang untuk menjadi best seller,dan lain-lain. Hal-hal seperti itu yang bisa diajukan sebagai dasar pengajuan permintaan kenaikan harga. Jadi tidak semata-mata kita meminta harga tinggi kalau tidak ada ‘sesuatu’ yang lebih dari naskah kita. Apalagi, kalau kita adalah penulis baru yang belum dikenal di dunia perbukuan, biasanya penerbit memiliki pertimbangan tersendiri.
  • Penulis dan Penerbit akan menandatangani Surat Akad Jual Beli Naskah (SAN) –istilahnya bisa berbeda-beda di setiap penerbit.

Keuntungan
  • Penulis akan menerima pembayaran sekaligus (sesuai angka kesepakatan) tanpa perlu menunggu periode pembayaran seperti yang diberlakukan pada sistem royalti.
  • Apabila buku tidak laku, penulis tidak akan merasa rugi karena sudah dibayar di muka.

Kerugian
  • Apabila bukunya ternyata laris dan bahkan best seller, penulis tidak akan mendapatkan keuntungan/pembayaran apapun lagi.
  • Setiap kali terjadi cetak ulang, penulis hanya akan mendapatkan bukti cetak ulang saja.

Royalti
  • Penulis akan menerima pembayaran royalti secara rutin pada setiap periode pembayaran. Periode pembayaran yang selama ini pernah saya terima cukup bervariasi, dari yang per-triwulan (tiga bulanan), per kwartal (empat bulanan), dan per semester (enam bulanan). Setiap penerbit memiliki sistem periode pembayaran yang berbeda-beda. Untuk mengetahuinya, bisa dibaca pada kontrak penerbitan.
  • Besaran royalti di setiap penerbit bisa sama, bisa pula berbeda. Tergantung dari penerbit yang bersangkutan. Untuk buku anak yang membutuhkan banyak ilustrasi biasanya prosentasi royalti akan jauh lebih kecil dari royalti standar, karena harus berbagi dengan ilustrator. Standar umum royalti adalah 10% dari harga jual buku.
  • Setiap penerbit memiliki standar royalti masing-masing. Angka prosentasi yang kita terima akan tercantum dalam kontrak penerbitan. Penulis boleh mengajukan negosiasi royalti (permintaan kenaikan prosentasi royalti) apabila memiliki bargaining power, seperti yang sudah dijelaskan pada sistem jual putus di atas.
  • Royalti yang dibayar dihitung dari rekapitulasi penjualan buku kita setiap periodenya. 
  • Contoh perhitungan royalti. Dalam suatu periode, buku yang terjual adalah sebanyak 1.000 eks dengan harga jual Rp. 30.000,- Sementara itu prosentasi royalti kita adalah 10%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

1.000 eks x Rp. 30.000,- = Rp. 30.000.000,- x 10% = Rp. 3.000.000,-

  • Jangan salah, setiap royalti akan dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15% (untuk yang memiliki NPWP) atau 30% (untuk yang tidak memiliki NPWP). Karena itu, setelah didapat nilai royalti dari perhitungan di atas, nilai royalti kita harus dikurangi terlebih dahulu oleh PPH, seperti berikut :

            Jumlah Royalti                                      Rp. 3.000.000,-
PPh Psl 23 (Rp. 3.000.000,- x 15%)   Rp.    450.000,-  (-)
Royalti yang diterima                            Rp. 2.550.000,-

  • Penulis dan Penerbit akan menandatangani Surat Perjanjian Penerbitan (SPP).

Keuntungan
  • Sistem royalti bagi saya tidak ubah sebagai tabungan yang akan cair setiap akhir periode pembayaran. Setidaknya ada sesuatu yang ditunggu-tunggu pada setiap akhir periode. Bukankah sangat menyenangkan apabila setiap 6 bulan sekali rekening kita akan terisi lagi secara otomatis? J
  • Apabila buku kita laris, best seller sampai cetak ulang berkali-kali, maka pendapatan kita pun akan terus bertambah. Royalti kita akan terus dihitung dari setiap buku yang terjual. Menyenangkan sekali bukan?
  • Di penerbit-penerbit tertentu, ada bonus (tambahan) royalti apabila buku kita best seller dan melewati jumlah penjualan tertentu. Katakan saja awalnya royalti kita adalah 10%. Setelah melewati jumlah penjualan tertentu, Penulis akan mendapatkan bonus royalti 1% sehingga untuk penjualan di atas angka tersebut akan menjadi 11%. Mantap jaya kan? J

Kerugian
  • Kita harus sabar menunggu setiap akhir periode untuk mendapatkan penghasilan.
  • Apabila buku tidak laku, maka pendapatan penulis pun sedikit. Royalti hanya diterima dari prosentasi buku yang terjual saja.

Jadi, mending yang mana?
Tentu saja keduanya memiliki keuntungan dan kekurangan tersendiri. Tinggal kita timbang-timbang lagi semendesak apa kita membutuhkan dana. Apabila ternyata kita memerlukan dana mendesak (karena suatu kepentingan yang tidak bisa ditunda), tentu jual putus adalah pilihan yang tepat. Kita bisa menerima penghasilan dari penjualan naskah dengan sekaligus dan cepat. Selain itu Penulis pun tidak perlu takut apakah nanti bukunya akan laku atau tidak.

Hanya saja, kalau anda menulis for fun (menulis karena hobi dan bukan karena materi), atau tidak dalam kondisi sedang memerlukan dana mendesak, kenapa tidak memilih sistem royalti saja? Bukankah peluang mendapatkan penghasilan yang lebih besar pun selalu terbuka? Sistem royalti juga ikut memacu penulisnya agar ikut turun tangan dalam promo dan penjualannya. Bukankah semakin banyak buku terjual kita juga akan semakin untung? 

Semoga bermanfaat.
Selamat menulis :) 



Senin, Desember 15

Cetak Brosur Berkualitas, Cepat Dan MURAH


Halo sahabat BukuTerbit.com..

Pasti sudah tahu kan ? bahwa sebuah kegiatan usaha perlu yang namanya PROMOSI.
Salah satu alat promosi adalah Flyer atau Brosur.
Mengapa diperlukan Flyer atau Brosur ?
Seperti halnya kita tahu ada promosi secara online, ada juga promosi secara offline,
Promosi yang dilakukan untuk menarik hati atau memberi informasi melalui online dapat dilakukan dengan cara membuat iklan -iklan melalui jaringan media di internet, iklan televisi atau iklan radio.
Nah untuk promosi secara offline dapat kita lakukan dengan cara membuat iklan di media cetak atau melalui penyebaran bosur.

Berapa banyak brosur atau flyer yang diperlukan untuk sarana promosi tersebut ?
Hanya Anda yang tahu.
Saat ini banyak sekali kemudahan yang ditawarkan oleh percetakan untuk memenuhi kebutuhan akan Brosur atau Flyer tersebut.

Untuk kebutuhan Brosur atau Flyer dalam jumlah sedikit, biasanya dilakukan dengan cetak DIGITAL PRINTING. Sedangkan untuk keperluan pembuatan Brosur atau Flyer dalam jumlah yang banyak
 ( biasanya lebih dari 1000 lembar  ) akan dilakukan dengan cetak OFFSET PRINTING.

Ingin dibantu untuk pembuatan Flyer dan Brosur ?
Pastikan untuk menghubungi BukuTerbit.com.
Banyak pilihan yang dapat dijadikan pertimbangan.
Sesuaikan dengan kebutuhanmu ya.

Berikut  ini Daftar Harga Cetak BROSUR dengan Digital Printing ataupun Offset Printing





Note :
          Harga tersebut belum termasuk Ongkos kirim ya.

Ukuran A3 = 29,7 x 42 Cm
Ukuran A4 = 29,7 x 21 Cm
Ukuran A5 = 14,8 x 21 Cm
Uk. 1/3 A4 =  9,9  x 21 Cm

Berat 1000 Lembar Brosur Ukuran A4 = 9 Kg
Berat 1000 Lembar Brosur Ukuran A5 = 4,5 Kg ( biasanya  oleh jasa ekspedisi akan dihitung 
                                                                                 menjadi 5 Kg )
Berat 1000 Lembar Brosur Uk. 1/3 A4 = 3 Kg.

Sahabat bisa menggunakan jasa ekspedisi yang sudah menjadi langganan untuk pelayanan pengiriman  barang lebih cepat.

*Note) Untuk file siap cetak, harus dikirimkan dalam bentuk format .jpeg resolusi 300 dpi / ppi, CMYK, skala 1:1, untuk teks warna hitam menggunakan rumus : C0 M0 Y0 K100.
Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi Customer Service kami

Silahkan melakukan pemesanan melalui formulir tersedia atau langsung melalui email kami :
bukuterbit@gmail.com


FORMULIR PESANAN
Nama Anda *
Phone Anda *
Email Anda *
Jenis Pesanan
Metode Pembayaran
File 1
File 2
Pesan Anda
Alamat Pengiriman
& No. Telepon

Nama Penerima
Powered byEMF Online Order Form
Report Abuse
Salam sukses

Tim Buku Terbit


Minggu, Desember 7

6 LANGKAH MUDAH CARA PESAN CETAKAN di BukuTerbit.com







Halo sahabat BukuTerbit,

Ingin melakukan pemesanan ?...
Caranya sangat mudah
Pemesanan bisa dilakukan online 24 jam, 7 hari

PELAYANAN CUSTOMER SERVICE :
Call/Sms/Whatsapp : 0816 734 833, 0812 1273 2949
Senin - Jumat : 09.00 - 17.00 WIB
Sabtu : 09.00 - 15.00 WIB
Minggu dan Libur Nasional : Tutup

6 LANGKAH MUDAH CARA PESAN CETAKAN di BukuTerbit.com :

1a. Tulis DATA pengorder dengan LENGKAP
  b. Tulis SPESIFIKASI cetak yang diinginkan
  c. Upload FILE CETAK dengan kualitas yang baik
2. Kami akan mengecek KELAYAKAN file yang dikirim, lalu membalas email konfirmasi berikut menyertakan Invoice Pembayaran.
3. LAKUKAN pembayaran ke Rekening Yang Tercantum di Invoice
4. Lakukan KONFIRMASI pembayaran dengan menyertakan BUKTI Transfer untuk memudahkan pengecekan di pihak kami.
5. Kami akan mengecek pembayaran Anda lalu mengirimkan email  konfirmasi mengenai proses pemesanan dan jadwal pengiriman
6. SUKSES. Proses order telah berhasil. Silahkan menunggu hasil pesanan sesuai jadwal.
Kami menantikan pesanan Anda selanjutnya. Terima kasih

*Note) Untuk file siap cetak, harus dikirimkan dalam bentuk format .jpeg resolusi 300 dpi / ppi, CMYK, skala 1:1, untuk teks warna hitam menggunakan rumus : C0 M0 Y0 K100.
Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi Customer Service kami

Silahkan melakukan pemesanan melalui formulir tersedia atau langsung melalui email kami :
bukuterbit@gmail.com


FORMULIR PESANAN
Nama Anda *
Phone Anda *
Email Anda *
Jenis Pesanan
Metode Pembayaran
File 1
File 2
Pesan Anda
Alamat Pengiriman
& No. Telepon

Nama Penerima