Apa Keuntungan dan Kerugian Cetak Sendiri Buku Anda? (Print on Demand)

1385834852961672396Dalam dunia penerbitan buku, ada system percetakan buku yang dikatakan POD atau Print on demand. Yaitu sebuah system cetak yang tidak harus berjumlah minimum cetak hingga 2000 eksemplar, namun dapat mencetak bahkan hanya 1 buku!

Penawaran POD ini sangat marak ditawarkan dalam berbagai situs percetakan indie. Yang banyak menjadikan tertarik bagi para penulis awal adalah bahwa mereka dapat mencetak bukunya walau hanya berjumlah 1 buku. Wow menarik bukan? Kemudian lagi, buku para penulis pemula tersebut tanpa melewati review yang biasa dilakukan oleh penerbit, dan tentu saja akan selalu naik cetak tanpa ada yang mengkoreksi baik itu isi maupun tata bahasa yang ada.

Baik itu percetakan Indie atau POD, tentu saja memiliki keuntungan dan kerugian dalam melakukannya. Untuk itu, bila anda penulis pemula, anda harus memahami seluk beluk hal ini agar anda dapat melakukan hal-hal yang lebih strategis dalam menerbitkan buku anda.

Apa yang harus anda pilih ketika anda memutuskan untuk melakukan POD?

Lakukan cetak Indie apabila anda mempunyai komunitas dan buku anda hanya anda tujukan kepada komunitas anda tersebut, karena maksimal cetak buku akan dapat dihitung dari seberapa banyak orang dalam komunitas anda yang kemungkinan akan membeli buku anda.

Saya berikan contoh:

Bila anda menggunakan facebook atau media social lainnya (tidak menggunakan distributor resmi yang dapat masuk ke semua toko buku), maka jumlah teman yang aktif akan dapat dihitung sebagai kemungkinan pembeli buku anda. Bila jumlah teman aktif anda adalah 200 orang (ini yang sering komen, interaksi), maka bila satu orang diasumsikan membeli rata-rata 2 buku, maka jumlah maksimal cetak dari buku Indie hanyalah 400 eksemplar. Kemudian bila ditambah 100 eksemplar sebagai jumlah rata-rata yang pesan lebih, maka maksimal buku terjual dari cetak indie yang mengandalkan komunitas social media hanyalah dalam jumlah cetak 500 eksemplar (ini tadi dihitung apabila teman yang aktif dalam interaksi social media anda adalah 200 orang)

Coba kita bandingkan apabila anda menggunakan percetakan konvensional yang mempunyai minimal cetak pertama adalah 5000 eksemplar buku, menggunakan distributor toko buku, maka bila saya ambil contoh buku saya yang sampai naik cetak sampai 22 kali, maka jumlah eksemplar terjual adalah 110.000 eksemplar! Dimana jumlah ini tidak terkejar oleh cetak Indie/POD yang hanya mengandalkan komunitas social media saja.

Lakukan cetak POD bila anda sedang melakukan branding tentang diri anda, dimana nantinya anda bertujuan akan menjual tulisan anda kepada penerbit besar.

Lakukan cetak POD bila anda sedang menjual idealisme isi dari tulisan anda, atau lebih banyak sharing pengalaman diri anda.

Yang banyak ‘mengecoh’ adalah istilah cetak ulang dalam POD. Ada yang bilang bahwa bukunya sudah cetak ulang sampai 5 kali naik cetak, padahal dalam POD setiap cetak misalnya hanya naik 50 eksemplar, yang berarti 5 kali cetak hanya berjumlah 250 eksemplar.

Bila anda penulis pemula, saya tetap menyarankan anda untuk menawarkan tulisan anda kepada penerbit, sehingga anda mengetahui mutu tulisan anda, apakah layak jual atau tidak. Tim dari penerbit akan menilai tulisan anda sebagai tulisan layak jual atau tidak, sehingga sekali lagi dengan menawarkan tulisan anda ke penerbit, maka anda akan tahu kualitas laku atau tidaknya isi tulisan anda.

Disisi lain, cetak Indie atau POD akan memerlukan biaya cetak yang lebih banyak dari cetak konvensioal sehingga harga jual buku POD akan lebih mahal dari buku biasanya di toko buku. Ini tentu saja sudah menghabiskan biaya produksi tersendiri.

Contoh bila buku dengan jumlah halaman yang sama, kertas yang sama, kualitas cetak yang sama, maka bila dicetak dengan POD ongkos produksi dapat mencapai 25.000 rupiah per buku, maka dengan cetak konvensional ongkos produksi hanya mencapai 7000 rupiah per buku. Dari kedua harga tersebut tentu saja akan sangat mempengaruhi harga jual ke pasaran.

Iklan tentang penulis pemula yang dapat mencetak buku cepat walau hanya 1 buku, akan sangat menyesatkan, karena penulis pemula tidak diberdayakan untuk mengetahui kualitas isi tulisan yang ia buat.

Sekarang, bila anda tahu konteks dan kapan anda harus melakukan POD, maka alangkah lebih baik bila anda juga melakukan penawaran tulisan anda ke penerbit.

Bagaimana strategi anda menawarkan tulisan ke penerbit? Dan bagaimana membuat tulisan anda menarik dalam dunia pemasaran buku?

Saya akan sharing tentang hal tersebut pada workshop menulis dengan temaSUBCONSCIOUS WRITING pada tanggal 12 Januari 2014 di Hotel Oasis, Senen Jakarta pusat.

salam menulis!

Agung Webe
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/12/01/apa-keuntungan-dan-kerugian-cetak-sendiri-buku-anda-print-on-demand--614626.html